Perkembangan Tari Kelompok Kreasi Nonetnik Daerah Setempat
Ditulis pada: 3/30/2016
Indonesia memiliki suku bangsa yang tersebar di seluruh Nusantara. Setiap suku bangsa tersebut memiliki kebudayaan yang sangat beragam, di antaranya adalah tarian daerah yang harus dijaga dan dilestarikan.
Banyak di antara tarian daerah tersebut yang dimainkan secara kelompok. Tarian kelompok tersebut memiliki jenis, peranan, dan perkembangan yang berbeda-beda.
Banyak di antara tarian daerah tersebut yang dimainkan secara kelompok. Tarian kelompok tersebut memiliki jenis, peranan, dan perkembangan yang berbeda-beda.
1. Jenis Tari Kelompok Nonetnik
Berikut beberapa jenis tarian nonetnik daerah setempat yang ada di Nusantara.
a. Tari Joged Tango Khas Bali
Tari ini merupakan tari pergaulan yang memiliki pola gerak lincah, dinamis dan bebas. Yang dimaksud bebas disini adalah bahwa gerak-gerak dalam tarian tersebut tidak terikat oleh pakem dan komposisi yang ketat.
Penari dapat melakukan banyak improvisasi, terutama saat meladeni partisipasi penonton (laki-laki) yang turut menari dengannya. Tari ini biasanya dipentaskan untuk suasana sukacita pada musim panen dan hari-hari besar.
Dasar gerak tari ini adalah gerakan tari Legong dan Kekebyaran. Ada banyak macam tari Joged di Bali, yaitu Joged Bumbung, Joged Pingitan, Joged Gebyong, Joged Gadrung, Joged Leko, dan Joged Dadua.
Kecuali Joged Pingitan, semua pertunjukan Joged selalu diartikan secara berpasangan. Biasanya setelah menarikan tarian pembuka, penari akan nyawat (memilih) penonton laki-laki untuk turut menari (ngibing) bersamanya.
Ditilik dari penampilannya yang berpasangan, sepintas tari joged dapat disejajarkan dengan Dansa di Eropa atau Tango dan Salsa di Amerika Latin.
b. Tari Barubah
Tari barubah merupakan bentuk tari kelompok yang merupakan karya baru yang berlatar belakang Minangkabau. Dilihat dari pengertian judul tari Barubah yang artinya "Berubah", jelas di sini bahwa tari ini ingin menampilkan sesuatu perubahan dan berbagai aspek dan keterikatannya terhadap salah satu etnis yang melatarbelakanginya.
Tari ini ditata berbeda dengan tari Minangkabau lainnya, yakni dengan menerobos tatanan tari tradisional melalui pembuatan pola-pola baru, gerakan-gerakan baru. Namun, ragam-ragam tari etnis lainnya juga mewarnai tari ini, seperti tari Zapin dan tari Bali.
Penekanan kekuatan gerak pencak sangat dominan dalam tari ini, tetapi unsur keindahan terlalu dipertimbangkan. Selain itu, teknik dan kemampuan penari juga harus maksimal sehingga bisa menghasilkan karya yang dapat mewakili penyampaian ide koreografer.
c. Tari Citra Gandewa
Tata Citra Gandewa merupakan tari kreasi berdasarkan tari daerah Jawa Barat. Tarian ini dibawakan oleh empat penari wanita tanpa adanya penokohan. Jadi, keempat penari tersebut perannya sama. Dilihat dari judulnya, dapat diketahui kalau properti tarian yang digunakan adalah busur panah (gandewa).
Inti dari tarian kreasi ini menceritakan tentang angkara murka yang merajalela dan sikap sombong di hati manusia. Jalan menuju kesesatan pun terbentang lebar, tetapi masih ada kesadaran diantara manusia tersebut. Akan tetapi, tidak dapat dipastikan apakah masih ada penghargaan bagi kebenaran di dunia ini.
Tari Citra Gandewa ini dimainkan dengan tempo yang berubah-ubah, kadang pelan dan lembut serta sedang, tapi kadang cepat dan keras.
2. Pola Lantai Gerak Tari Kelompok/Berpasangan
Pola lantai gerak adalah pola yang dibuat untuk memandu gerakan penari ke arah yang ditentukan. Pemahaman pola lantai harus disertai dengan pemahaman penguasa panggung karena di atas panggung terdapat area-area yang dapat memberikan kesan yang berbeda-beda terhadap penonton termasuk diantaranya kesan yang tidak baik.
Pada dasarnya pola lantai tari berpasangan atau kelompok memiliki pola lantai yang sederhana, yaitu seperti berikut.
(a). Pola lantai lurus horizontal (bergerak menyamping ke kiri/kanan), vertikal (bergerak maju/mundur), dan atau diagonal (bergerak serong kiri/kanan).
(b). Pola lantai lengkungan, seperti melingkar, baik setengah melingkar maupun melingkar penuh, membentuk lengkung angka delapan, atau spiral.
(c). Pola lantai zig-zag.
Itulah perkembangan tari kelompok kreasi nonetnik daerah setempat, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan anda.
Itulah perkembangan tari kelompok kreasi nonetnik daerah setempat, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan anda.