Macam-Macam Kedewasaan Menurut Adolf Heuken
Ditulis pada: 3/23/2016
Halo teman-teman kali ini saya akan membahas tentang macam kedewasaan menurut Adolf Heukeun. Macam-macam kedewasaan menurut Heuken dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu.
1. Kedewasaan Jasmani, ciri-cirinya:
- Memiliki ukuran berat, kekuatan, keterampilan, koordinasi yang cukup sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya. Dari sisi fisik, biasanya laki-laki lebih kuat dari perempuan.
- Tidak berarti ada patokan yang pasti, seseorang akan berbeda dengan orang lain, baik laki-laki ataupun perempuan.
- Tuhan dengan sengaja menciptakan jasmani ada yang tinggi, sedang, pendek, ada yang kurus, sedang, gemuk, dan sebagainya.
- Laki-laki dan perempuan akan menjadi dewasa secara fisik ada yang berbeda atau tidak mesti bersamaan.
2. Kedewasaan Intelektual, ciri-cirinya:
- Mampu berpikir secara matang dan logis.
- Mempunyai pertimbangan yang tepat.
- Berpengertian yang memadai tentang agama, dunia sekelilingnya dan dirinya sendiri.
3. Kedewasaan Emosional, ciri-cirinya:
- Dapat menyatakan diri dan menikmati hidup dengan penuh perasaan.
- Mampu mengungkapkan perasaan secara tepat sesuai dengan kondisi dan situasi.
- Mau dan dapat memerhatikan hal-hal, seperti merasakan getaran patriotisme, kagum akan keindahan alam, hangat dalam bersahabat, membenci ketidakadilan, takut akan bahaya yang sungguh sangat mengancam, malu akan perbuatan hina dan menjijikan.
- Tidak membiarkan harga diri menjadi keangkuhan, simpati menjadi sentimen, kejengkelan menjadi kemarahan yang meledak-ledak, kesedihan menjadi putus asa, rasa takut yang wajar menjadi sifat penakut yang kekanak-kanakan.
- Mampu membedakan perbuatan yang baik dengan yang tidak baik serta bereaksi sebagaimana mestinya.
Kedewasaan emosi memerlukan sedikitnya tiga sifat:
- Kecukupan respon emosional, yang berarti bahwa respon-respon ini harus cocok dengan tingkat pertumbuhan. Orang dewasa, yang seperti anak kecil, yang menggunakan tangisan atau ledakan amarah untuk mendapatkan apa yang diinginkan merupakan ketidakdewasaan secara emosi.
- Tingkat dan kedalaman emosional, yang merupakan suatu aspek perkembangan atau pertumbuhan yang cukup. Seseorang yang perasaannya dangkal seperti yang dicontohkan pada orang yang terlalu simpatik, atau seseorang yang kekurangan perasaan seperti keramah-tamahan, perhatian, sayang, dan simpati (orang yang apatis) adalah tidak dewasa secara emosional.
- Pengendalian emosi, yang terus menjadi korban rasa takut atau cemas, marah, amukan, kecemburuan, benci, dan semacamnya.
4. Kedewasaan Sosial
Kedewasaan sosial remaja biasanya dicapai dengan adanya penerimaan sosial dari orang tua dan lingkungannya terhadap remaja sebagai orang yang sudah dewasa dan sejajar dengan orang-orang dewasa lainnya
Selain itu, kedewasaan sosial juga terwujud dengan adanya interaksi antara remaja dengan orang-orang dewasa di sekitarnya secara sederajat dan dewasa.
Dengan kata lain, remaja seharusnya disikapi sebagai orang dewasa dan dilibatkan dalam komunitas serta aktivitas positif orang-orang dewasa.
Ciri-ciri kedewasaan sosial:
- Mampu bergaul secara luwes baik dengan orang yang lebih dewasa ataupun yang lebih muda atau dengan sebaya baik laki-laki maupun perempuan.
- Tahu memilih apa yang tidak boleh dilakukan atau yang boleh dilakukan dalam situasi tertentu.
- Mau mengambilkan bagian dalam kegiatan bersama yang beranekaragam.
- Sadar akan tanggung jawab terhadap orang lain agar dapat hidup bersama secara harmonis.
- Pandai "mengikat dan memengaruhi" teman atau orang lain secara bijak dengan tetap memperhatikan tutur kata yang baik, kesopanan, keramahan, kerjasama, pengorbanan, penguasaan emosi, dan pengetahuan.
- Bertindak sebagai laki-laki atau perempuan yang dewasa dalam suatu kelompok.
5. Kedewasaan Rohani, ciri-cirinya:
- Melaksanakan kewajiban agama yang dianut dan menjalani kehidupan moral yang baik.
- Menyadari bahwa kuasa Tuhan selalu menghantarkan diri untuk melakukan yang baik.
- Melihat, merasakan dan menerima segala hal akan kuasa Tuhan baik yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan.
- Menyadari akan martabatnya sebagai ciptaan Tuhan yang mulia.
- Bertanggung jawab untuk menghantarkan keselamatan dirinya dan orang lain.
- Berusaha berbuat baik walaupun seringkali tidak mudah.
- Tidak membiarkan pikiran, perkataan dan perbuatannya untuk memaki, membenci, menyerang, dan merendahkan agama atau kepercayaan orang lain.
Tidak banyak orang yang benar-benar mampu untuk menjadi dewasa secara penuh. Semua orang dalam hidupnya terus mengalami perkembangan menjadi lebih tua, namun lebih dewasa.
Justru sebaliknya bagi sebagian orang semakin tua seseorang malah semakin kelihatan sifat kekanak-kanakannya.
Menurut prof Hasan, hakikat kedewasaan seseorang adalah kematangan emosional yang tercermin pada tiap perbuatannya.
"Dewasa bukan proses rekayasa, tetapi merupakan hasil capaian dari rentetan tahapan."
Kedewasaan yang mana yang menurut anda sangat penting bagi kehidupan ini ?
"Dewasa bukan proses rekayasa, tetapi merupakan hasil capaian dari rentetan tahapan."