Kisah Nabi Yusuf, Lengkap!!!
Ditulis pada: 6/20/2016
Nabi Yusuf a.s. adalah seorang nabi dan rasul, putera dan Nabi Ya'qub a.s. berparas sangat tampan dan sangat disayangi oleh Ya'qub. Al-Qur'an menceritakan kisah Nabi Yusuf dengan cara yang menarik, ringkas, tepat, dan berisi, sehingga dinamai Ahsanul Qashash (cerita paling elok. Kisah ini berisi mutiara hikmat pelajaran yang berguna dan contoh teladan yang baik.
Dalam Al-Quran dituliskan sebagai berikut:
Dalam Al-Quran dituliskan sebagai berikut:
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ . الَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ .
Artinya:
"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku. "Ayahnya berkata, "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (Q.S. Yusuf: 4-5)
Dimulai dengan sebuah mimpi, yaitu Yusuf melihat sebelas bintang, bulan, dan matahari sujud kepadanya. Ketika mendengar mimpi Yusuf, maka Ya'qub melarang puteranya itu untuk menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Ia juga menyatakan bahwa Yusuf, disamping akan memperoleh pengetahuan tentang takbir mimpi, juga akan menerima nikmat yang banyak sebagaimana yang telah pernah Allah berikan kepada Ya'qub, Ibrahim, dan Ishak.
Lalu Ya'qub berkata kepada Yusuf, "Hai anakku! hendaklah mimpi itu jangan kau ceritakan kepada saudara-saudaramu, aku khawatir mereka akan menganiaya engkau. Sesungguhnya Allah akan melimpahimu dengan kemuliaan." Dan Yusuf pun menuruti apa yang dikatakan ayahnya itu. Sejak itu Ya'qub sangat memperhatikan Yusuf. Ia merasa khawatir bila Yusuf mengalami sesuatu yang membahayakan dirinya.
Yusuf Dimasukkan ke dalam Sumur
Di atas telah dikemukakan bahwa Ya'qub sangat memperhatikan Yusuf, sehingga saudara-saudaranya merasa iri hati terhadap Yusuf dan adiknya, Benyamin. Hal ini karena mereka menganggap bahwa kasih sayang ayahnya lebih tercurah kepada keduanya (Yusuf dan Benyamin). Yusuf dan Benyamin dengan sepuluh saudaranya lainnya memang berlainan ibu.
Karena saudara-saudara tidak menyukai Yusuf, mereka bermaksud memisahkan Yusuf dan ayahnya. Maka mereka meminta izin kepada Ya'qub untuk membawa Yusuf bersama mereka, untuk bermain-main di padang pasir. Mereka berjanji akan menjaga Yusuf dengan sebaik-baiknya.
Meskipun berat hati, Ya'qub memberi izin, dengan catatan bahwa mereka harus bertanggung jawab atas keselamatan Yusuf. Maka berangkatlah Yusuf dan saudara-saudara itu menuju padang pasir.
Setibanya di padang pasir, Yusuf tidak diajak bermain, tetapi dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya itu, kemudian mereka pulang pada petang hari sambil membawa baju Yusuf yang sudah dilumuri darah tipuan.
Sambil menunjukkan baju yang penuh lumuran darah itu kepada Ya'qub, mereka mengatakan bahwa Yusuf telah diterkam serigala. Mereka tidak bisa mencegah karena waktu itu Yusuf ditinggalkan sendirian.
Atas karunia Allah, Ya'qub mengetahui bahwa mereka berbohong. Allah telah membukakan rahasia kejadian yang sebenarnya pada Ya'qub.
Sementara itu, Yusuf tertolong oleh seorang musafir yang sedang dalam perjalanan dari negeri Madyan ke Mesir. Lalu musafir itu menjual Yusuf kepada Qotfier, seorang Menteri Negeri Mesir, dan secara kebetulan istri pembesar Mesir tersebut, bernama Siti Zulaiha, tidak mempunyai anak. Maka Yusuf dijadikan sebagai anak angkat Siti Zulaiha.
Yusuf Difitnah dan Dipenjarakan
Dari hari ke hari Yusuf tubuh menjadi remaja yang periang dan berperangai baik, perawakannya kekar dan wajahnya sangat tampan, maka tak heran bila setiap gds atau kaum wanita merasa tertarik dan jatuh cinta kepada Yusuf. Termasuk Siti Zulaiha juga diam-diam menaruh hati kepada Yusuf.
Suatu waktu, Siti Zulaiha menyatakan bahwa dirinya jatuh cinta kepada Yusuf. Dengan cara halus, Yusuf menolaknya. Dalam pikiran Yusuf, dirinya hanyalah sebagai pembantu, sedangkan Siti Zulaiha adalah majikan sekaligus yang mengurusnya.
Mendengar penolakannya itu Siti Zulaiha menjadi penasaran. Suatu ketika Yusuf dipaksa bermain cinta oleh Siti Zulaiha. Namun Yusuf menolaknya. Ia membuka pintu kamar dan berlari sedangkan Zulaiha terus mengejarnya dan memegang Yusuf dari belakang sehingga terkoyaklah baju Yusuf.
Pada saat itu suami Siti Zulaiha baru tiba dari tempat pekerjaannya.
Karena merasa takut dan cemas, Siti Zulaiha berkata, "Apa balasannya terhadap orang yang bermaksud berbuat jahat kepada istrimu?"
Suaminya menjawab, "Orang itu harus dimasukkan ke dalam penjara dan disiksa."
Yusuf segera berkata, "Dialah yang mengajakku berbuat jahat!"
Pada waktu itu, seorang bayi diantara keluarga wanita itu tiba-tiba saja berbicara dan menjadi saksi, "Jika baju Yusuf koyak di depan, maka Yusuf lah yang bersalah, tetapi jika koyak dibelakang, Siti Zulaiha lah yang berdusta."
Setelah diperiksa ternyata baju Yusuf koyak di belakang. Suaminya dengan marah berkata kepada Siti Zulaiha, "Minta ampunlah atas kesalahanmu Zulaiha! Sesungguhnya engkau berada dipihak yang bersalah!"
Peristiwa Siti Zulaiha tersebut segera menjadi perbincangan umum. Betapa malunya Siti Zulaiha. Lalu diundang wanita-wanita terkemuka itu. Ia menjamu mereka kemudian memberikan pada mereka masing-masing buah dan pisau. Ketika mereka sedang mengupas buah, Siti Zulaiha menyuruh Yusuf keluar.
Begitu melihat Yusuf mereka begitu terpesona pada ketampanan Yusuf, sehingga pisau yang mereka pegang telah menyayat tangan mereka. Dengan takjub mereka berkata, "Masa Allah! ini bukan manusia tetapi malaikat!"
Ternyata Siti Zulaiha tetap saja mencintai Yusuf, sehingga akhirnya Yusuf berserah diri kepada Allah SWT.
....قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ
Artinya:
"Yusuf berkata, "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku." (Q.S. Yusuf: 33)
Doa Yusuf terkabul. Ia pun dimasukkan ke penjara, namun bukan karena kesalahannya, tetapi hanya sekedar menjaga fitnah orang terhadap Siti Zulaiha.
Yusuf dipenjarakan bersama-sama dengan dua orang pelayan raja. Seorang pengurus makanan dan seorang lagi pengurus minuman. Keduanya melakukan kesalahan memasukkan racun ke dalam minuman raja, atas perintah seseorang.
Namun, si pengurus minuman ternyata segera menyadari kesalahannya dan berkata pada raja, "Wahai, praduka raja, hendaklah makanan dan minuman ini jangan baginda sentuh karena mengandung racun." keduanya lalu dimasukkan ke penjara sambil menunggu proses pemeriksaan selanjutnya.
Pada suatu hari, kedua orang itu menceritakan mimpinya kepada Yusuf. Si pengurus minuman bermimpi memeras buah anggur untuk dijadikan minuman tidak sehat, sedangkan si pengurus makanan bermimpi menjunjung roti di atas kepalanya, namun roti itu dimakan burung.
Yusuf segera menakwilkan mimpi itu. Si pengurus minuman akan dibebaskan dan kembali pada pekerjaan semulanya, sedangkan pengurus makanan akan dihukum mati dengan disalib, lalu kepalanya akan dimakan burung. Takwil mimpi itu menjadi kenyataan.
Kepada pengurus minuman yang akan dibebaskan, Yusuf berpesan agar menceritakan tentang dirinya kepada raja. Namun pengurus minuman itu melupakan pesan Yusuf setelah dibebaskan, sehingga Yusuf masih harus mendekam di penjara bertahun-tahun lamanya.
Pada suatu hari Raja Mesir bermimpi, melihat tujuh ekor lembu yang gemuk badannya dimakan oleh tujuh ekor lembu yang kurus. Baginda melihat pula tujuh tangki gandum yang kering, tidak berbuah. Baginda menanyakan takwil mimpi itu kepada kaum cerdik pandai Mesir, namun tiada seorangpun yang mampu menakwilkannya. Mereka menganggap impian raja Mesir itu hanyalah angan-angan mimpi yang kacau saja.
Pengurus minuman raja tiba-tiba teringat kepada Yusuf. Atas titah baginda, ia segera menjumpai Yusuf dan menceritakan mimpi Baginda. Yusuf segera pula menakwilkannya, "Setelah mengalami masa makmur selama tujuh tahun, maka Negeri Mesir dan sekitarnya akan dilanda masa kering (paceklik) selama tujuh tahun. Karena itu hendaklah berhati-hati dalam menghadapi masa paceklik itu!"
Raja segera memerintahkan agar segera mengeluarkan Yusuf dan menyuruhnya untuk menghadapnya. Namun, Yusuf terlebih dulu minta diselesaika perkaranya, barulah ia bersedia keluar dari penjara. Maka raja pun mengumpulkan wanita-wanita yang terlibat dengan Yusuf dan bertanya, "Apakah benar Yusuf mencintai kalian?" mereka menjawab, "Mahasuci Allah. Sesungguhnya tiada kami mengetahui bahwa Yusuf seorang yang jahat."
Siti Zulaiha pun berkata, "Telah nyata kebenarannya bahwa sesungguhnya aku sendirilah yang mencintainya, sedangkan ia seorang yang benar!"
Yusuf menjadi Pembesar di Mesir
Setelah perkaranya selesai, barulah Yusuf bersedia keluar dari penjara. Kemudian diterangkannya takwil mimpi itu kepada Baginda Raja dengan sejelas-jelasnya.
Lalu baginda bertanya, "Bagaimana ikhtiar kita menghadapi tahun-tahun paceklik itu?"
Yusuf menjawab, "Pada tujuh tahun yang makmur, kita harus menyimpan hasilnya. Pada saat datangnya musim kelaparan, maka pemerintah dengan teratur membagi-bagikan simpanan makanan itu, sehingga dapat menghindari bahaya kelaparan."
Singkat cerita raja memberi kedudukan yang tinggi dalam kerajaannya kepada Yusuf, sebagaimana diceritakan dalam Al-Quran Surat Yusuf ayat 54:
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي ۖ فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ
Artinya:
"Dan raja berkata, "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku. "Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengannya, sia berkata, "Sesungguhnya kamu (mulia) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kami." (Q.S. Yusuf: 54)
Maka setelah Yusuf diumumkan di hadapan para pemimpin lainnya bahwa ia diangkat menjadi pembantu raja (perdana menteri) kepercayaan raja, maka semua urusan negara diletakkan di bawah pimpinan Yusuf.
Dialah yang berhak mengatur dan mengendalikan penyimpanan hasil pertanian dan penggunaannya di musim paceklik, sebab keadaan Negeri Mesir adalah seperti yang dikatakan Yusuf. Setelah tujuh tahun pertama datanglah tujuh tahun paceklik di Mesir dan negeri-negeri sekitarnya, termasuk Kan'an tempat tinggal ayah dan saudara-saudara Yusuf.
Orang-orang mulai berdatangan ke Mesir untuk mendapatkan bahan makanan, termasuk kakak-kakaknya. Segenap keluarga Ya'qub, pindah ke Mesir untuk mendapatkan makanan, karena mereka (saudara-saudara Yusuf) mendengar kabar bahwa di Mesir, ada seorang yang baik budi dan ramah tamah menjadi pegawai tinggi, yang bertugas melayani rakyat.
Setelah mengetahui pembesar yang mengatur perekonomian Mesir adalah Yusuf yang mereka buang ke sumur dulu, mereka meminta maaf kepada Yusuf dan Yusuf mengampuni mereka. Dan berkat kemuliaan Yusuf, mereka diberi makan dan tempat tinggal yang baik dan dihormati. Mereka tunduk di bawah kekuasaan Yusuf dan inilah arti dari mimpi Yusuf dulu masih kecil.
Sejarah mencatat bahwa mesir di zaman Raja Amenhotep IV (ikhnaton) menyembah satu Tuhan, dan boleh jadi itu sebagai hasil upaya sebagai seorang nabi dan rasul Allah.
Pelajaran dan Hikmah yang Dapat Diambil dari Kisah Nabi Yusuf a.s.
- Nabi Yusuf mempunyai wajah yang tampan dan akhlak yang mulia, cerdas, pintar, pendiriannya kuat, sabar, pemaaf, jujur, penuh kasih sayang kepada siapapun walaupun kepada orang yang membenci dirinya.
- Sejak kecil kehidupannya penuh dengan berbagai ujian dan cobaan, namun berkat kesabarannya, maka beliau berhasil mengatasinya.
- Yusuf menceritakan mimpinya kepada ayahnya bahwa ia bermimpi melihat sebelas bintang dan matahari serta bulan yang bersujud kepadanya.
- Ayah Yusuf (Ya'qub) memahami tabir mimpi itu dan yakin bahwa anaknya ini menjadi orang penting dan berkuasa kelak.
- Karena khawatir saudara-saudaranya akan merasa iri dan dengki terhadapnya sehingga berusaha mencelakakannya, maka Ya'qub melarang Yusuf menceritakan mimpinya itu kepada mereka.
- Ya'qub berkata kepada anaknya setelah mendengar mimpinya itu bahwa Allah akan memilihnya menjadi Nabi dan akan mengajarkan kepadanya ilmu tabir mimpi serta akan menyempurnakan karunia dan nikmat-Nya kepadanya dan keluarga Ya'qub. Raja membebaskan Yusuf dari penjara dan karena raja sangat tertarik kepada kejujuran, ketabahan, amanat, dan kecerdasan serta ilmunya, dia diangkat menjadi tangan kanan raja (Perdana Menteri) dan diserahi semua urusan negara.
- Untuk mengatasi musim kemarau yang panjang Yusuf menggiatkan pertanian di musim subur dan membangun gudang-gudang yang besar tempat menyimpan hasil pertanian itu, sebagai persediaan selama tujuh tahun. Nabi Yusuf bersyukur dan tidak sombong atas segala karunia seperti menjadi pembesar raja, ilmu yang tinggi dan sebagainya. Beliau bertafakur kepada Allah atas segala limpahan rahmat-Nya.
Demikian artikel tentang Kisah Nabi Yusuf, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi semua orang dan bisa dijadikan teladan.