Kisah Nabi Daud AS, Lengkap!!!
Ditulis pada: 6/17/2016
Nabi Daud a.s. adalah keturunan yang ke-12 dari Nabi Ibrahim a.s. dari anaknya yang bernama Ishak. Kemudian beliau menjadi raja setelah Raja Thalut meninggal dunia. Pada waktu yang bersamaan, hidup pula seorang raja bernama Jalut, yaitu seorang raja yang kfr.
Agar lebih jelas, pembahasan ini dimulai dari permulaan kaum Bani Israil ketika memasuki negeri Palestina bersama Yusya' bin Nun sesudah Nabi Musa meninggal. Mereka menetap disitu dan membagi-bagi tanah Palestina, sedangkan urusan pemerintah mereka, diurus oleh nabi-nabi begitu pula tentang hukum-hukum dalam pemerintahan mereka.
Begitulah selama 350 tahun sesudah wafat Nabi Musa, mereka tidak mempunyai raja.
Selama itu bangsa Israil selalu menghadapi perang dengan negeri tetangganya, di antaranya berperang dengan Kaum Amali dari Bangsa Arab, Madyan, Palestina dan Arab. Dalam semua peperangan ini, mereka mengalami kalah dan menang, silih berganti.
Pada pertengahan abad ke 4, sesudah wafat Musa, bangsa Israil mendapatkan kekalahan besar dari bangsa Palestina, sehingga peti yang berisi kitab Taurat yang dibawa oleh bangsa Israil jatuh ke tangan bangsa Palestina. Peti itu kemudian diletakkan pada sebuah rumah berhala pujaan mereka yang berbentuk ikan dan berkepala manusia.
Pada masa Nabi Syamuel, bangsa Israel mendesak untuk mengangkat seorang raja yang akan memimpin mereka dan tempat mereka dan tempat mereka berunding untuk melawan musuh-musuh yang telah berulang kali mengalahkan mereka.
Dalam Al-Quran disebutkan bahwa maksudnya sebagai berikut, "Tidakah engkau perhatikan sekumpulan Bani Israil sesudah Musa ketika mereka mengatakan kepada nabinya (Samuel), "Bangunkanlah kepada kami seorang raja supaya kami berperang di jalan Allah!" Kata nabinya, "Apakah setelah kamu diwajibkan berperang, maka kemungkinan nanti kamu tidak mau berperang?" mereka mengatakan, "Mengapakah kami tidak akan mau perang dijalan Allah dan sesungguhnya kami telah diusir dari rumah kami dan di ceraikan dari anak-anak kami?" Tetapi setelah diperintahkan kepada mereka berperang, lalu mereka tidak mau. Selain beberapa orang saja di antara mereka. Allah mengetahui orang yang berbuat salah.
Lalu berkata nabinya kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah menetapkan Thalut menjadi rajamu." Mereka berkata "Bagaimanakah Thalul dapat berkuasa atas kami, sedangkan kami lebih berhak dengan kekuasaan itu daripadanya, dan dia tidak mempunyai kekayaan yang cukup?" Kata nabinya, "Sesungguhnya Allah telah memilihnya sebagai raja untuk kamu dan akan dianugerahkan kepadanya ilmu yang banyak dan badan yang kuat. Allah memberikan kekuasaan kepada kepada siapapun yang dikehendakinya, Allah itu luas pemberiannya dan Maha Mengetahui.
Nabinya mengatakan kepada mereka, bahwa bukti kekuatan nya ialah akan datang kepada mereka peti yang dibawa oleh malaikat yang berisi hal-hal menenangkan hati dari Allah dan sisa peninggalan keluarga Musa dan Harun. Sesungguhnya hal itu menjadi bukti kebenaran bagimu kalau kamu orang-orang yang beriman.
Setelah Thalut keluar dengan tentaranya, ia berkata,
"Allah mengujimu dengan sebuah sungai. Siapa yang meminum airnya, bukanlah ia termasuk golonganku, kecuali bila dia menyiuk satu siuk dengan tangannya."
Lalu mereka meminum air sungai itu. Setelah Thalut melampaui sungai bersama orang-orang yang beriman, mereka mengatakan,
"Kita tidak mempunyai kekuatan lagi untuk memerangi Jalut (Gholiyat) dan tentaranya."
Orang-orang yang mengetahui bahwa mereka akan menemui Allah mengatakan,
"Berapa banyaknya pasukan kecil dapat mengalahkan pasukan besar dengan izin Allah! Allah itu bersama orang-orang yang sabar."
Setelah berhadapan dengan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa,
"Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kepada kami kesabaran dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami menghadapi kaum yang tidak beriman itu."
Lalu mereka mengalahkan Jalut dan tentaranya dengan izin Allah, dan Jalut dibnh oleh Daud. Allah memberikan Daud kekuasaan dan kebijaksanaan serta mengajarkan kepadanya apa-apa yang dikehendaki-Nya.
Jika tidak ada pembelaan Allaha, niscaya binasalah bumi ini. Akan tetapi, Allah adalah pemberi karunia kepada semesta alam.
Allah telah mengaruniakan kepada Daud kerajaan yang kuat ilmu, dan hikmat, membuat keputusan yang tepat dan mengajarkan pula kepadanya melunakkan besi untuk membuat baju besi. Dengan kekuasaan yang ada ditangannya, dia diperintahkan untuk menghukum dengan adil dan tidak mengikuti kemauan hawa nafsu yang menyelewengkan kepada jalan yang menyimpang dari keadilan.
وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ مِنَّا فَضْلًا ۖ يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ ۖ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ
Artinya:
"Sesungguhnya telah kami berikan kepada Daud karunia Kami Firman Kami, "Hai gunung-gunung dan burung-burung! Pulanglah memuji Tuhan bersama Daud. Dan Kami lunakkan besi epadanya. Buatlah baju besi dan ukurlah persambungannya dan kerjakanlah perbuatan baik! Sesungguhnya Aku memperhatikan apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Saba: 10-11)
Mu'jizat Nabi Daud a.s.
Allah SWT. memberikan mukjizat kepada rasul untuk membuktikan kebenaran atas segala yang disampaikan kepada umatnya. Adapun mukjizat Nabi Daud a.s. adalah mempunyai suara yang merdu dan enak didengar sehingga bukan manusia biasa saja yang senang mendengarkan suaranya, bahkan Jin, burung-burung, gunung, angin, serta daun-daun, senang sekali berkumpul untuk mendengarkan suara Nabi Daud a.s. Mereka ikut serta bertasbih (menyucikan Allah), angin menjadi tenang, orang yang sakit menjadi sembuh.
Demikian pula kalau beliau memegang besi maka besi itu akan menjadi lunak seperti kertas dan dapat dibuat bermacam-macam keperluan hidup tanpa haru membakarnya terlebih dahulu dan tidak pula menempa (memukul) seperti kebiasaan tukang besi maka dengan mudah beliau membuat baju besi, serta alat-alat perang lainnya.
Nabi Daud a.s. selain suaranya merdu, juga tangannya sangat kuat, tindakannya sangat adil dan bijaksana, sehingga semua umatnya yang diberi keputusan dalam suatu perkara merasa puas hatinya.
Akan tetapi, semua manusia yang hidup didunia ini walaupun perbuatannya baik di suatu saat, ia kadang-kadang berbuat salah juga, entah karena dorongan nafsunya atau karena tidak disengaja, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda,
"Semua anak cucu Nabi Adam a.s. pasti mengalami kesalahan, sedangkan sebaik-baiknya orang yang salah adalah orang yang segera melaksanakan taubat, minta ampun kepada Allah SWT."
Demikian juga Nabi Daud a.s., beliau pernah berbuat kesalahan, yaitu melampaui batas dalam memutuskan perkara. Beliau mempunyai istri sebanyak 99 orang.
Pada suatu hari, ada seorang petani datang kepadanya mempunyai suatu kepentingan, ketika itu Nabi Daud bertanya kepadanya tentang istrinya, maka dia menjawab,
"Aku mempunyai seorang istri."
Maka jawaban beliau,
"Berikan padaku istrimu untuk mencukupkan istriku menjadi 100 orang."
Atas perintah Nabi Daud a.s. yang mempunyai pangkat serta martabat yang tinggi, sedangkan dia hanyalah seorang petani yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa, maka dia tidak berani membantah atau menolaknya, tetapi hanya bisa menjawab,
"Ya!"
Begitulah jawaban yang bisa diberikan, padahal dalam hatinya merasa menyesal sekali. Karena itu, Allah SWT. mengutus dua malaikat untuk memberikan peringatan kepada Nabi Daud a.s. Seorang dari kedua malaikat itu berkata,
"Kami dua orang yang berselisih (berperkara). Saudara saya ini mempunyai 99 ekor biri-biri dan saya hanya mempunyai seekkor saja."
Ia berkata kepada saya,
"Berikanlah biri-birimu itu kepadaku dan akan kupelihara bersama biri-biriku. sebenarnya aku tidak mau, tetapi ia pintar berbicara sehingga aku dikalahannya."
Berkatalah Daud,
"Sesungguhnya aniaya Saudara ini, karena meminta biri-biri engkau yang seekor itu,"
Setelah Daud mengatakan bahwa orang yang meminta biri-biri itu telah berbuat aniaya, maka ketika itu pula beliau insyaf akan kesalahannya, lalu meminta ampun kepada Allah SWT.
Demikianlah, Allah SWT. memberikan pelajaran kepada para rasul-Nya dengan sangat bijaksana. Syari'at (hukum) pada waktu tidak menentukan batas kepada poligami, lain halnya dengan syari'at Nabi kita Muhammad SAW.
Syari'at pada masa sekarang seorang laki-laki hanya boleh menikah dengan empat orang wanita, tidak boleh lebih, namun bila orang yang mempunyai lebih dari satu istri tidak dapat melaksanakan dengan cara yang adil dan baik, maka sebaiknya satu istri saja.
Firman Allah SWT.:
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً
Artinya:
"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: Dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja." (Q.S. An-Nisa: 3)
Nabi Daud a.s. dan Putranya membuat Baitul Maqdis
Pada masa Nabi Daud a.s., berjangkitlah penyakit korela (Ta'un) dan banyak merenggut korban nyawa. Nabi Daud berdiri di sebuah batu di tempat Baitul Maqdis - pada waktu itu masjid belum didirikan - dan berdoa kepada Allah SWT. agar Allah melenyapkan penyakit tersebut.
Doa Nabi Daud dikabulkan oleh Allah., sehingga hilanglah penyakit yang berbahaya itu. Maka di tempat batu ketika beliau berdoa itu, Nabi Daud beserta anaknya Nabi Sulaiman a.s. mendirikan sebuah masjid Baitul Maqdis.
Demikianlah masjid didirikan agar kaum Nabi Daud a.s. tetap beribadah kepada Allah SWT. dan untuk mempersatukan orang-orang yang beriman. Setelah Nabi Daud a.s. wafat dalam usia 100 tahun 6 bulan, maka Nabi Sulaiman menjadi raja dan menggantikan ayahnya pada usia usia 13 tahun.
Beliau berdoa kepada Allah SWT. agar diberikan kerajaan yang besar yang tidak ada bandingnya di dunia ini, baik sebelum masa beliau atau sesudahnya, maka Allah mengabulkan permintaannya.
Pelajaran dan Hikmah yang Dapat Diambil dari Kisah nabi Daud a.s.
- Nabi Daud a.s. diangkat oleh kaumnya menjadi raja mashyur setelah terbnhnya Raja Thalut dan beliau dapat mmbnh raja yang kfr dan zalim (Jalut).
- Nabi Daud a.s. mempunyai suara yang sangat merdu yang tak ada bandingnya.
- Nabi Daud a.s. dapat melunakkan besi sehingga dengan mudah dapat membuat alat-alat keperluan hidup dengan tangannya sendiri.
- Nabi Daud a.s. apabila melakukan kesalahan langsung mendapatkan teguran dari Allah SWT. Sebagaimana rasul-rasul Allah lainnya. Teguran itu adalah berupa wahyu, sehingga rasul-rasul itu senantiasa bertobat kepada Allah SWT. (dosanya itu tidak berulang lagi).
Demikian artikel tentang kisa Nabi Daud a.s. semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi semua orang, terimakasih.