Komponen Lengkap pada Peta
Ditulis pada: 4/02/2016
1. Judul Peta
Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta teman-teman dapat segera mengetahui data daerah mana yang tergambar dalam peta. Contoh Peta Penyebaran Penduduk Pulau Jawa, Peta Tata Guna Tanah Provinsi Bali, Peta Indonesia, dan lainnya.
Judul peta merupakan komponen yang sangat penting, karena biasanya sebelum membaca isi peta, para pengguna pasti terlebih dahulu membaca judul peta. Judul peta hendaknya memuat atau mencerminkan informasi sesuai isi peta, contoh apabila judul peta yaitu Peta Penyebaran Penduduk Pulau Jawa maka isi peta pun harus memuat peta penyebaran penduduk pulau Jawa.
Selain itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta. Judul peta biasanya diletakkan di bagian lain dari peta asalkan tidak mengganggu tampak dari keseluruhan peta.
2. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya, dan satuan ukur yang sama. Skala sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan. Skala peta dicari dengan menggunakan rumus berikut:
Skala Peta = Jarak Objek di peta : Jarak Objek di muka bumi
Bila ingin menyajikan data rinci maka digunakan skala besar, misalnya 1 : 5.000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan hubungan ketampakan secara keseluruhan maka digunakan skala kecil, misalnya skala 1 : 1.000.00.
Contoh, untuk peta yang memiliki skala 1 : 100.000, berarti jarak 1 cm di peta sama dengan 100.000 cm jarak sebenarnya di permukaan bumi.
Penulisan skala pada peta dapat berupa skala angka seperti di atas, atau dalam bentuk skala garis (skala grafis). Garis atau batang pengukuran tersebut dibagi-bagi menjadi beberapa bagian dengan ukuran yang sama.
Contoh:
Skala garis diatas dapat dibaca satuan jarak 1 cm di peta berbanding lurus dengan satuan jarak 5 km di lapangan. Apabila skala garis tersebut dikonversi atau diubah menjadi skala angka maka dapat ditulis menjadi 1 : 500.000. Atau teman-teman dapat membuatnya dalam bentuk skala kalimat (skala verbal) karena skala dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Skala ini biasanya terdapat pada peta-peta buatan Inggris, dan umumnya kurang digunakan. Misalnya kita menemukan kalimat "One inch equals approximately 4,5 miles" (satu inci kurang lebih sama dengan 4,5 mil). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa satuan jarak 4,5 mil jarak sebenarnya di lapangan.
3. Legenda atau Keterangan
Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat ada peta. Legenda itu harus dipahami oleh pengguna peta, agar tujuan pembuatannya mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta.
Selain itu, legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
4. Tanda Arah atau Tanda Orientasi
Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya pada suatu peta. Gunanya untuk menunjukkan arah utara, selatan, timur dan barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan.
Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjukkan ke arah utara, petunjuk ini diletakkan dibagian mana saja dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan peta.
5. Simbol
Gambar yang ada pada peta merupakan informasi geografis yang berhubungan dengan bentuk wilayah beserta kenampakan fenomena alam atau budaya (buatan manusia). Misalnya sungai, gunung, danau, rawa-rawa, laut, batas wilayah, perkampungan, kota, jalan raya, penduduk, dan lain-lain.
Fenomena alam dan budaya tidak mungkin digambarkan pada peta sama persis dengan keadaan sebenarnya di permukaan bumi. Untuk memberikan tanda fenomena yang terdapat pada suatu wilayah, dipergunakan lambang tertentu yang memiliki makna dan mudah dipahami oleh banyak orang (pengguna peta). Lambang tersebut dinamakan simbol peta.
Penggunaan simbol-simbol pada peta bersifat konvensional, artinya sesuai dengan kelaziman umum atau dapat dimengerti secara umum. Pemakaian simbol berlaku menurut skala peta.
Pada peta tematik yang bertujuan untuk menampilkan fenomena tertentu maka pemakaian simbol akan menonjolkan bagian tertentu tersebut. Misalnya pada peta jalan maka simbol jalan digambar lebih hitam atau lebih tebal daripada biasanya.
Pada peta tematik yang bertujuan untuk menampilkan fenomena tertentu maka pemakaian simbol akan menonjolkan bagian tertentu tersebut. Misalnya pada peta jalan maka simbol jalan digambar lebih hitam atau lebih tebal daripada biasanya.
Simbol yang dapat ditemukan pada sebuah peta, sebagian besar dapat kita golongkan menjadi empat jenis yakni simbol warna, simbol titik, simbol garis, dan simbol wilayah.
Adapun wujud simbol dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan dapat dibedakan atas wujud piktorial, geometrik, dan huruf.
a. Simbol Warna
Penggunaan simbol warna untuk kenampakan geografis pada peta memiliki makna tertentu . Misalnya, penggunaan warna hijau pada peta rupa bumi berbeda maknanya jika digunakan pada peta iklim.
Berikut ini dijelaskan secara lengkap penggunaan warna pada peta:
- Kenampakan hipsografi atau relief muka bumi, menggunakan warna dasar coklat, dari coklat muda sampai coklat tua. Makin tua warna coklat makin tinggi letak suatu tempat dari permukaan bumi.
- Kenampakan hidrografi atau atau wilayah perairan (sungai, danau, laut), menggunakan warna dasar biru, dari biru muda (hampir putih) sampai biru tua (kehitaman). Makin tua warna biru makin dalam letak suatu tempat dari permukaann air laut.
- Kenampakan Vegetasi (hutan, perkebunan), menggunakan warna dasar hijau. Warna hijau juga digunakan untuk menggambarkan wilayah dataran rendah.
- Kenampakan hasil budaya manusia (misalnya jalan, kota, pemukiman, batas wilayah, pelabuhan udara), menggunakan warna merah dan hitam. Jalan raya dan kota biasanya digambarkan dengan simbol berwarna merah. Jalan kereta api, batas wilayah dan pemukiman, biasanya digambarkan dengan simbol berwarna hitam.
- Warna putih pada peta juga digunakan untuk menggambarkan kenampakan es di kutub utara dan selatan pada Peta Dunia.
Penggunaan simbol warna pada peta akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas. Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi, penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat peta, dan kebiasaan umum.
Contohnya, untuk laut atau danau digunakan warna biru, untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat, untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau, daerah pegunungan tinggi atau dataran tinggi (2000-3000 meter) digunakan warna coklat tua, untuk daerah dataran (pantai) ketinggian 0-200 meter di permukaan laut digunakan warna hijau.
b. Simbol Titik
Pada peta umum simbol titik biasanya digunakan untuk menggambarkan sifat (kualitas) kenampakan geografis yang mengutamakan aspek letak.
Kenampakan-kenampakan tersebut misalnya gunung api, kota, danau, pelabuhan udara, dan lain-lain. Pada peta khusus (tematik), penggunaan simbol titik dapat menggambarkan nilai (kuantitas) persebaran kenampakan geografis.
Misalnya pada peta persebaran penduduk. Besar-kecilnya dan kerapatan simbol titik pada peta tersebut dapat menggambarkan kepadatan penduduk di suatu wilayah.
Simbol titik pada peta dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni simbol piktorial dan simbol geometrik.
- Simbol piktorial adalah simbol yang menggambarkan kenampakan geografis, khususnya kenampakan budaya (buatan manusia) yang mirip dengan keadaan sebenarnya.
- Simbol geometrik adalah simbol yang menggunakan gambar-gambar bangun geometrik pada peta.
c. Simbol Huruf
Simbol huruf dipergunakan bersama-sama dengan simbol lain dan sifatnya melengkapi. Simbol huruf biasanya menggunakan huruf awal atau inisial dari kata yang akan ditampilkan, bahkan terkadang menggunakan angka.
d. Simbol Garis
Pada peta umu, simbol garis dipergunakan untuk menggambarkan sifat (kualitas) kenampakan geografis yang bentuknya memanjang, seperti sungai, garis pantai, jalan raya, jalan kereta api, dan batas wilayah.
Pada peta tematik simbol garis digunakan pula untuk menggambarkan kuantitas (jumlah) suatu kenampakan atau gejala geografis. Pada simbol garis, ada yang diberkan angka untuk menunjukkan nilai tertentu, misalnya pada garis kontur untuk menunjukkan ketinggian.
Simbol garis yang digunakan untuk menyatakan kuantitas, dikenal dengan istilah isolines. Isolines adalah garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki kesamaan dalam gejala geografis yang ditonjolkannya.
Ada pula yang dinamakan isopleth, yaitu garis-garis di peta yang menghubungkan tempat dengan nilai distribusi yang sama.
Isopleth dapat berupa sebagai berikut:
- Isohipse, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama dari permukaan laut.
- Isobar, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama.
- Isotherm, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki suhu udara yang sama.
- Isohyet, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama.
- Isoseista, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki kerusakan fisik yang sama akibat gempa bumi.
e. Simbol Wilayah
Simbol wilayah disebut juga simbol bidang atau simbol area. Simbol ini dipergunakan untuk menggambarkan kenampakan geografis berbentuk area, seperti kawasan pemukiman, areal persawahan, areal perkebunan, pulau, benua, dan lain-lain.
6. Peta Inset (Peta Sisipan)
Peta inset merupakan peta yang disisipkan karena wilayah yang digambarkan merupakan bagian dari peta utama atau peta yang menggambarkan wilayah yang lebih luas daripada wilayah yang digambarkan.
7. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Bila teman-teman membaca peta, perhatikan sumbernya. Sumber memberikan kepastian kepada pembaca peta, bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta tersebut benar-benar absah (dipercaya atau akurat), dan bukan data fiktif atau hasil rekaan.
Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat mempercayai data atau informasi tersebut.
Selain sumber perhatikan juga tahun pembuatannya. Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluwarsa karena sudah terlalu lama.
Selain komponen-komponen diatas, satu hal yang penting dari peta adalah toponim.
Apa itu Toponim?
Toponim adalah penamaan objek geografi di permukaan bumi. Setiap objek di permukaan bumi memiliki sejarah dan cerita. Oleh karena itu penamaan objek tersebut harus menggunakan bahasa daerah setempat atau lokal.
Dari nama objek atau gejala tersebut akan memudahkan menelusuri sejarah dan cerita dari kejadian dari objek atau atau gejala tersebut, seperti Gunung Tangkuban Parahu. Nama Tangkuban Parahu kita sudah mengenal bahasanya dan akan mudah mencari cerita terjadinya Tangkuban Parahu.
# Kesimpulan
Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa semua yang ada pada peta dinamakan komponen-komponen kelengkapan peta, yang sangat penting bagi teman-teman untuk mengenal dan membaca peta.