Sudah Dewasa? Tapi Belum Memahami 5 Aspek Kedewasaan ini, Mustahil!
Ditulis pada: 4/08/2016
Banyak yang bilang bahwa sikap dewasa itu sangat kita perlukan agar kita bisa berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya, meskipun begitu sebenarnya masih banyak yang belum mengerti dengan yang dimaksud bersikap dewasa. Tingkat kedewasaan seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan usianya, mereka yang lebih tua belum tentu lebih dewasa.
"Lalu, bagaimana mengukur tingkat kedewasaan seseorang?"
"Seperti apa sih sikap dewasa itu?"
"Apakah semacam sikap-sikap yang menampilkan kebijaksanaan?"
Berikut ini ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang. Yu mari kita simak baik-baik.
"Lalu, bagaimana mengukur tingkat kedewasaan seseorang?"
"Seperti apa sih sikap dewasa itu?"
"Apakah semacam sikap-sikap yang menampilkan kebijaksanaan?"
Berikut ini ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang. Yu mari kita simak baik-baik.
1. Intelektual
Secara intelektual, kita dikatakan dewasa dilihat dari kemampuan kita membentuk pendirian. Artinya, kita memiliki pendirian atau prinsip yang jelas sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh situasi yang menuntut kita untuk bersikap. Namun, tetap memperhatikan pendapat orang lain meskipun tidak bersandar dengan pendapat tersebut.
Kemampuan mengambil keputusan sendiri dengan tegas dan bebas berdasarkan bukti, alasan nyata, dan nasihat baik dari orang lain, serta bertanggung jawab dengan segala keputusan kita.
Tidak bingung jika ada masalah, tapi di analisis sebab-sebabnya sehingga bisa dicari kemungkinan-kemungkinan penyelesaiannya.
2. Emosional
Secara emosional, kita dikatan sebagai orang dewasa ditandai dengan kemampuan menerima emosi dan menguasai secara wajar, artinya apapun emosi yang sedang kita alami kita tetap dapat menguasai dan mengelolanya dengan baik, tanpa dipengaruhi rasa takut dan gelisah.
Kita bisa mengontrol emosi sehingga tidak merugikan orang lain. Oleh karena itu pada dasarnya orang dewasa juga memiliki Kecerdasan Emosional (EQ) yang cukup tinggi.
3. Sosial
Secara sosial, kedewasaan tampak dari keterbukaan terhadap orang lain dan sanggup membuat persahabatan. Tidak bergantung kepada siapapun, tapi bukan berarti kita tidak membutuhkan orang lain.
Kita dapat menyesuaikan diri dan hormat dengan hukum, kebiasaan, dan adat-istiadat masyarakat di manapun kita berada.
4. Moral
Secara moral, kedewasaan berarti kesetiaan kira pada asas-asas moral dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya semakin dewasa seseorang akan semakin mementingkan orang lain daripada diri sendiri.
5. Spiritual
Kedewasaan spiritual tampak dari keyakinan yang tidak sempit. Kita mampu bergaul dan membina hubungan baik dengan orang-orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Jika hal itu sudah tercapai, kita akan memiliki kemampuan mencintai orang lain tanpa batas-batas agama, ras, suku, atau golongan.
"Seseorang yang disebut dewasa tidak lantas meninggalkan segala bentuk keceriaan, kegembiraan, dan kegairahan hidup?"
Orang dewasa tidak harus selalu bersikap serius, adakalanya orang dewasa juga bersikap jahil dan senang bercanda bersama untuk memecah kebekuan atau menurunkan ketegangan.
Penghambat Kedewasaan
Kedewasaan tidak selalu berkaitan dengan usia, kadangkala ada orang yang umumnya boleh dibilang tua, tapi sikapnya seperti anak-anak, mau menang sendiri, pemarah, dan egois. Namun ada yang sebaliknya meskipun usianya masih muda tetapi dia mampu menjadi panutan teman-temannya.
Kedewasaan merupakan proses perkembangan kepribadian. Karena proses, jadi tidak bisa instant. Bukan hanya dengan berdandan ala orang dewasa seperti di zaman sekarang ini anak-anak yang masih dibilang muda sudah banyak yang berdandan ala orang tua, sebaiknya nikmati dulu masa muda mu.
Kedewasaan itu lebih ke sikap kamu dalam menghadapi apapun bukan berdandan ala orang dewasa, berdandan itu harus tetapi harus disesuaikan dengan usia.
Seharusnya yang umurnya lebih banyak akan lebih dewasa karena telah mengalami banyak hal dalam hidup dan lebih banyak belajar dari pengalaman. Tapi kenyataan tidak selalu begitu, karena pendewasaan dalam prosesnya bisa mengalami kemajuan, mandeg, bahkan mundur.
Orang yang selalu belajar dari pengalaman dan suka introspeksi diri biasanya proses pendewasaannya makin maju. Artinya makin hari ia makin tumbuh menjadi manusia yang lebih bijaksana. Sebaliknya orang yang cepat merasa puas sehingga merasa tidak perlu belajar lagi, manja, tidak mau dikritik dan lari dari masalah, akan mengalami hambatan dalam proses pendewasaan.
Pengaruh lingkungan dan pendidikan dari orang tua juga dapat mempengaruhi proses pendewasaan. Sikap dewasa bukanlah keturunan dan tidak datang begitu saja. Namun dia bisa kita tumbuhkan sedikit demi sedikit dengan cara belajar. Usia pengalaman dan pengetahuan hanyalah sarana pendukung untuk mendapatkannya.