Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Lengkap
Ditulis pada: 3/03/2016
Pada hakikatnya perubahan sosial budaya yang berlangsung di dalam masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Ada empat bentuk perubahan sosial antara lain berdasarkan kecepatan berlangsungnya, ukuran perubahan, alasan, dan sifat perubahan.
Untuk lebih jelasnya mengenai pembahasan tersebut silahkan simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Contohnya, perubahan mode pakaian ataupun tren gaya hidup.
Contohnya, kepadatan penduduk di Pulau Jawa telah melahirkan berbagai perubahan, seperti lahan menjadi sempit, muncul pengangguran di desa-desa, banyak wanita dan anak-anak menjadi buruh, serta petani yang tidak memiliki tanah menjadi buruh atau tani.
Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dulu dinamakan rekayasa sosial (social engineering) atau sering pula dinamakan perencanaan sosial (sosial planning).
Salah satu bentuk perubahan sosial yang dikehendaki atau direncanakan adalah proses pembangunan. Prinsip utama dari pembangunan adalah pemberdayaan masyarakat (empowerment) dan kemandirian yang berkelanjutan (sustainability).
Nah itulah pembahasan tentang Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial, semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk semua orang.
Untuk lebih jelasnya mengenai pembahasan tersebut silahkan simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Berdasarkan Kecepatan Berlangsungnya
a. Perubahan Lambat (evolusi)
Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Perubahan ini biasanya merupakan serangkaian perubahan kecil yang saling mengikuti. Teori evolusi secara umum digolongkan menjadi beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
1. Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk sederhana, kemudian kepada bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini antara lain August Comte, Herbert Spencer, dan Pitirin A. Sorokin.
2. Universal Theory of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tepat. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evaluasi tertentu. Prinsip-prinsip diuraikan oleh Herbert Spencer yang menyatakan bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen baik sifat maupun susunannya.
3. Multilined Theory of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evaluasi masyarakat, misalnya mengadakan penelitian mengenai pengaruh perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian, terhadap sistem kekeluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan, dan seterusnya.
1. Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk sederhana, kemudian kepada bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini antara lain August Comte, Herbert Spencer, dan Pitirin A. Sorokin.
2. Universal Theory of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tepat. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evaluasi tertentu. Prinsip-prinsip diuraikan oleh Herbert Spencer yang menyatakan bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen baik sifat maupun susunannya.
3. Multilined Theory of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evaluasi masyarakat, misalnya mengadakan penelitian mengenai pengaruh perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian, terhadap sistem kekeluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan, dan seterusnya.
b. Perubahan Cepat (Revolusi)
Revolusi yakni suatu perubahan sosial yang terjadi secara cepat dan mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok dari kehidupan masyarakat atau lembaga kemasyarakatan, serta dikehendaki oleh masyarakat.
Revolusi juga disebut perubahan secara besar-besaran dalam aspek yang mendasar. Waktu berjalannya evolusi bukan diukur oleh beberapa bulan atau tahun berlangsung, melainkan ditentukan oleh tingkat revolusi yang terjadi.
Misalnya, Revolusi Industri di Eropa abad XVIII, diperlukan waktu berpuluh-puluh tahun untuk melakukan sebuah perubahan dalam bidang industri.
Namun perubahan yang terjadi di Eropa tersebut dianggap cepat, karena kita membandingkan dengan perubahan teknologi umat manusia pada masa sebelumnya.
Unsur-unsur pokok revolusi adalah adanya perubahan yang cepat, dan perubahan tersebut mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Suatu gejala sosial dapat dikatakan revolusi apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Adanya keinginan untuk mengadakan suatu perubahan.
2. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
3. Ada pemimpin yang dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program kerja.
4. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya tujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.
5. Ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu saat dimana keadaan sudah tepat untuk mengadakan suatu gerakan.
1. Adanya keinginan untuk mengadakan suatu perubahan.
2. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
3. Ada pemimpin yang dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program kerja.
4. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya tujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.
5. Ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu saat dimana keadaan sudah tepat untuk mengadakan suatu gerakan.
2. Berdasarkan Ukuran Perubahan
a. Perubahan Kecil
Perubahan-perubahan yang terjadi adalah pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau bermakna signifikan bagi masyarakat.Contohnya, perubahan mode pakaian ataupun tren gaya hidup.
b. Perubahan Besar
Perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaga, seperti dalam sistem kerja, sistem hak milik, atau pelapisan sosial.Contohnya, kepadatan penduduk di Pulau Jawa telah melahirkan berbagai perubahan, seperti lahan menjadi sempit, muncul pengangguran di desa-desa, banyak wanita dan anak-anak menjadi buruh, serta petani yang tidak memiliki tanah menjadi buruh atau tani.
3. Berdasarkan Alasannya
a. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan adalah perubahan yang diperkirakan atau telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat.
Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan agen perubahan (agent of change), yaitu seseorang atau kelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan agen perubahan (agent of change), yaitu seseorang atau kelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dulu dinamakan rekayasa sosial (social engineering) atau sering pula dinamakan perencanaan sosial (sosial planning).
Salah satu bentuk perubahan sosial yang dikehendaki atau direncanakan adalah proses pembangunan. Prinsip utama dari pembangunan adalah pemberdayaan masyarakat (empowerment) dan kemandirian yang berkelanjutan (sustainability).
b. Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Direncanakan
Perubahan yang tidak dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan masyarakat. Perubahan ini dapat menyebabkan munculnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.
Contohnya, upacara adat perkawinan yang hanya menampilkan sebagian kecil tradisi/adat di suatu wilayah. Hal ini sebetulnya tidak dikehendaki oleh masyarakat, tetapi karena alasan-alasan tertentu, seperti biaya yang mahal dan waktu yang cukup lama, akhirnya masyarakat banyak mengikutinya.
Contohnya, upacara adat perkawinan yang hanya menampilkan sebagian kecil tradisi/adat di suatu wilayah. Hal ini sebetulnya tidak dikehendaki oleh masyarakat, tetapi karena alasan-alasan tertentu, seperti biaya yang mahal dan waktu yang cukup lama, akhirnya masyarakat banyak mengikutinya.
4. Berdasarkan Sifat Perubahan
a. Perubahan Struktural
Perubahan struktural ini sangat mendasar, sehingga menyebabkan timbulnya reorganisasi masyarakat. Contohnya, perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi parlemen.b. Perubahan Proses
Perubahan ini sifatnya tidak mendasar, hanya merupakan perbaikan atau penyempurnaan dari perubahan sebelumnya. Contohnya, perubahan KBK (Kurikulum Berbasis Komputer) menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).Nah itulah pembahasan tentang Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial, semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk semua orang.