Memahami Apa itu Kecerdasan Intelligence Quotient (IQ) ?
Ditulis pada: 3/24/2016
Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar.
Arti inteligensi adalah keahlian memecahkan masalah dari kemampuan untuk beradaptasi pada dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Sedangkan IQ atau singkatan dari intellegence quotient adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (mental age) dengan umur kronologik (chronological age).
Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skkor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ.
Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
Menurut David Wechsler, Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.
Oleh karena itu inteligensi tidak bisa diamati secara langsung melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Seorang secara genetis telah lahir dengan suatu organisme yang disebut inteligensi yang bersumber dari otaknya.
Struktur otak telah ditentukan secara genetis, namun berfungsinya otak tersebut menjadi kemampuan umum yang disebut inteligensi, sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungannya.
Cara pengelolaan inteligensi sangat mempengaruhi kualitas manusianya, tetapi sayang perlakuan lingkungan dalam caranya tidak selalu menguntungkan perkembangan inteligensiyang berpengaruh terhadap kepribadian dan kualitas kehidupan manusia.
Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak dapat berubah adalah salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat meningkat dari proses belajar.
Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal contohnya seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga. Jadi, kecerdasan ini tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya.
Secara umum, menurut SC. Utami Munandar (dalam Sobur, 2003) inteligensi, mencakup 3 pengertian, yaitu:
Perlu diingat bahwa keberhasilan hidup seseorang tidak hanya ditentukan oleh tinggi rendahnya IQ, tetapi oleh kuat atau tidaknya usaha seseorang untuk mencapainya dan jangan lupa iringi selalu dengan do'a.
Arti inteligensi adalah keahlian memecahkan masalah dari kemampuan untuk beradaptasi pada dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Sedangkan IQ atau singkatan dari intellegence quotient adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (mental age) dengan umur kronologik (chronological age).
Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skkor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ.
Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
Menurut David Wechsler, Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.
Oleh karena itu inteligensi tidak bisa diamati secara langsung melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Seorang secara genetis telah lahir dengan suatu organisme yang disebut inteligensi yang bersumber dari otaknya.
Struktur otak telah ditentukan secara genetis, namun berfungsinya otak tersebut menjadi kemampuan umum yang disebut inteligensi, sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungannya.
Cara pengelolaan inteligensi sangat mempengaruhi kualitas manusianya, tetapi sayang perlakuan lingkungan dalam caranya tidak selalu menguntungkan perkembangan inteligensiyang berpengaruh terhadap kepribadian dan kualitas kehidupan manusia.
Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak dapat berubah adalah salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat meningkat dari proses belajar.
Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal contohnya seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga. Jadi, kecerdasan ini tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya.
Secara umum, menurut SC. Utami Munandar (dalam Sobur, 2003) inteligensi, mencakup 3 pengertian, yaitu:
- Kemampuan tingkat tinggi, seperti penalaran abstrak, representatif mental, pemecahan masalah, dan pembuatan keputusan.
- Kemampuan belajar, terutama belajar dari pengalaman.
- Kemampuan untuk memenuhi tuntutan lingkungan atau beradaptasi.
Tes inteligensi merupakan tes psikologi untuk mendapatkan informasi mengenai 'tingkat kecerdasan' seseorang.
Pengambilan keputusan tertentu berdasarkan hasil tes inteligensi dapat memengaruhi nasib seseorang, kelompok maupun masyarakat luas.
Oleh karena itu, penggunaan hasil tes inteligensi haruslah bijaksana. Hasil tes inteligensi dapat digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk mengevaluasi diri.