Skip to main content

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno, Lengkap!

Dimana letak Kerajaan Mataram Kuno? Kerajaan ini terletak di pedalaman Jawa Tengah dengan daerah intinya disebut Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh banyak pegunungan dan gunung-gunung, di antaranya Pegunungan Serayu, Gunungan Prau, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Pegunungan Kendang, Gunung Lawu, Gunung Sewu, dan Gunung Kidul.

Daerah itu juga banyak di aliri sungai di antaranya Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, Sungai Opak, dan yang terbesar adalah Sungai Bengawan Solo. Wilayah Kerajaan yang tertutup secara geografis dan subur sesuai untuk bidang pertanian. Hal ini menyebabkan peranan kerajaan yang bersifat agraris semakin kuat.

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno, Lengkap!


Dinasti Sanjaya

1. Sumber Sejarah

Berikut ini sumber sejarah mengenai berdirinya dinasti Sanjaya.

[1]. Prasasti Canggal, prasasti ini berangka tahun 732 M, prasasti ini menginformasikan bahwa di Jawa Tengah sudah ada kerajaan yang bernama Mataram dan raja-rajanya menganut agama Hindu.

[2]. Prasasti Balitung (907 M), prasasti ini dikeluarkan oleh Raja Diah Balitung. Raja Diah Balitung mengeluarkan prasasti ini sehubungan dengan pemberian hadiah tanah kepada lima orang patihnya di Mantyasih, karena kelima patihnya itu telah berjasa terhadap kerajaan. Dalam Prasasti Balitung disebutkan nama raja yang pernah memerintah pada Kerajaan Mataram dari dinasti Sanjaya.

[3]. Kitab Cerita Parahyangan, kitab ini menceritakan tentang hal ikhwal raja-raja Sanjaya.

2. Kehidupan Politik

Kemajuan Mataram diperintah oleh raja-raja keturunan dari dinasti Sanjaya. Raja-raja tersebut adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, Sri Maharja Rakai Pikatan, Sri Maharaja Rakai Kayuwangi, Sri Maharaja Rakai Watuhumalang, Sri Maharaja Watukura Diah Balitung, Sri Maharaja Daksa, dan Sri Maharaja Rakai Wawa.


Dinasti Syailendra

Di Jawa Tengah bagian selatan (daerah Bagelen dan Yogyakarta) pada pertengahan abad ke-8 M memerintah seorang raja dari dinasti Syailendra.

1. Sumber Sejarah

[1]. Prasasti Kalasan (778 M), dalam prasasti ini menyebutkan tentang seorang raja dari dinasti Syailendra yang berhasil menunjuk Rakai angkaran untuk mendirikan satu bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah wihara untuk para pendeta.

[2]. Prasasti Kelurak (782 M) di Daerah Prambanan, prasasti ini menyebutkan pembuatan arca Manjusri yang merupakan perwujudan Sang Buddha, Wisnu, Manjusri, dan Sanggha, yang dapat disamakan dengan Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Prasasti Kelurak juga menyebutkan nama raja yang memerintah saat itu bernama Raja Indra.

[3]. Prasasti Ratu Boko (856 M), dalam prasasti ini menyebutkan kekalahan Raja Balaputradewa dalam perang saudara melawan kakaknya (Pramodhawardani) dan selanjutnya melarikan diri ke Sriwijaya.

[4]. Prasasti Nalanda (860 M), dalam prasasti ini menyebutkan tentang asal usul Raja Balaputradewa. Disebutkan bahwa Balaputradewa adalah putra dari Raja Samaratungga dan cucu dari Raja Indra.

2. Kehidupan Politik

Dinasti Sanjaya pada akhir abad ke-8 M terdesak oleh dinasti Syailendra. Walaupun kedudukan raja-raja dari dinasti Sanjaya telah terdesak oleh dinasti Syailendra, namun kedudukan mereka sebagai raja yang terhormat tetap diakui, hanya saja harus tunduk terhadap raja-raja Syailendra sebagai penguasa tertinggi atas seluruh Mataram.



Berdasarkan prasasti yang telah ditemukan diketahui raja-raja yang pernah memerintah dinasti Syailendra. Raja-raja tersebut yaitu Raja Indra, Raja Samaratungga, dan Balaputradewa. Pada waktu Samaratungga memerintah dibangun Candi Borobudur, namun sebelum candi selesai dibuat, Raja Samaratungga menginggal. Balaputradewa merupakan anak dari selir dan yang sebenarnya berhak menggantikan Samaratungga adalah Pramodhawardani (putri yang lahir dari permaisuri).

Namun Paramodhawardani menolak karena tidak sanggup untuk memerintah. Setelah Pramodhawardani menikah dengan Rakai Pikatan (yang ingin mempersatukan seluruh kekuasaan di Jawa Tengah di bawah pemerintahan dinasti Sanjaya) terjadi berbagai perubahan. Rakai Pikatan mendesak Pramodhawardani untuk menarik takhtanya kembali, sehingga terjadilah perang saudara. Dalam peperangan tersebut Balaputradewa kalah dari Bukit Ratu Boko (prasasti Ratu Boko tahun 856 M) dan melarikan diri ke Sriwijaya.



Demikian artikel tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno ini, semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua orang.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar