Skip to main content

Kisah Nabi Sulaiman Lengkap: Dari Lahir Sampai Wafat

Nabi Sulaiman adalah seorang raja Bani Israel. Menurut perhitungan ahli kisah atau sejarah, ia berkuasa atau menjadi raja di tanah Kan'an selama 40 tahun, dari tahun 930 SM hingga wafatnya pada tahun 970 SM.

Pada usia remaja (13 tahun) ia diangkat menjadi raja, setelah ayahnya, yaitu raja Daud Meninggal dunia. Ia mempunyai kekuasaan yang tidak ada bandingnya, dan ilmu yang tidak dimiliki oleh rasul-rasul sebelumnya.

Nabi Sulaiman tidak saja memerintahkan manusia tetapi juga Jin, binatang-binatang, sampai juga menguasai angin semuanya menurut dengan perintah Nabi Sulaiman. Ia mengerti dan paham seluruh jenis binatang yang ada di dunia.

Bila Nabi Sulaiman pergi, ia memerintahkan angin untuk membawanya. Perjalanan dua bulan orang bisa sama dengan satu hari karena cepatnya. Tajam dan kecerdasannya melebihi Nabi Daud a.s.

Bila seseorang tidak merasa puas akan keputusan yang dijatuhkan oleh Nabi Daud, ia datang pada Sulaiman dan keputusan Sulaiman menguatkannya.

Nabi Sulaiman a.s. menaklukkan ratu Balqis tanpa peperangan. Walaupun raja negeri Saba', yang bernama Balqis itu sangat kaya raya, tetapi ia tidak sanggup menghadapi Nabi Sulaiman.

Ratu Balqis merasa lemah ketika mengetahui kebesaran Nabi Sulaiman a.s. Dia merasa heran apalagi ketika Nabi Sulaian a.s. dapat mendatangkan singgasananya sebelum Balqis datang.
Kisah Nabi Sulaiman Lengkap

Nabi Sulaiman Beristrikan Balqis


Negeri Saba' menjadi negeri yang makmur dan diridai Allah setelah Nabi Sulaiman beristrikan Balqis. Semua ini disebutkan dalam Al-Quran surat Saba' dan dalam surat An-naml.

Pada suatu hari semua tentara Nabi Sulaiman dikumpulkan, hanya satu yang tidak tampak, yaitu burung Hud-hud.

Pada waktu itu burung Hud-hud pergi ke luar tanpa izin kepada beliau. Nabi Sulaiman mengancam hendak memotong lehernya bila ia telah kembali.

Akan tetapi, burung Hud-hud itu menjawab bahwa ia membawa kabar dari ratu Balqis di negeri Saba'. Nabi Sulaiman tidak mempercayai kabar tersebut maka ia pun memeriksa kebenaran berita itu.

Nabi Sulaiman memerintahkan burung Hud-hud untuk menyampaikan suratnya kepada ratu itu.

Setelah burung Hud-hud kembali dengan membawa balasan dari ratu Balqis, Nabi Sulaiman percaya dan selamatlah Hud-hud dari hukuman karena membawa kabar gembira.

Sulaiman mempunyai bala tentara dari golongan Jin yang banyak ilmunya. Mereka dapat mendatangkan singgasana ratu Balqis hanya dalam sekejap mata.

Setelah Balqis datang, ia didudukan di atas singgasananya sambil ditanya,

 "Singgasana siapakah ini?

Balqis menjawab, "Ini seperti singgasanaku."

Jawab Sulaiman, "Betul".

Kemudian ratu Balqis diantarkan melihat istana yang dibuat dari kaca. Ketika akan menginjakkan kakinya, Ratu Balqis mengangkat kakinya karena menyangka hendak melewati air.

Nabi Sulaiman mengatakan bahwa lantainya tidak dibuat dari air melainkan dari kaca.

Sesudah itu, ratu Balqis masuk Islam beserta bala tentaranya. Ucapan Balqis ketika menyerah dan masuk Islam terdapat dalam surat An-Naml ayat:44.

إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ....

Artinya:

"Aku telah menganiaya diriku. Dan sekarang Islamlah aku bersama Sulaiman kepada Tuhan seluruh alam." (Q.S. An-naml: 44).

Setelah Ratu Balqis masuk Islam, maka bertambah kuatlah negeri Saba' di bawah pemerintahan Nabi Sulaeman.a.s

Dalam pandangan umat Islam, Sulaiman seperti halnya Daud bukan hanya seorang raja, tetapi juga berkedudukan sebagai seorang Nabi atau Rasul Allah.

Sebagai seorang nabi atau rasul, ia bukan sembarang orang, tetapi merupakan orang yang terpilih dan memiliki kualitas jiwa istimewa, yang bukan saja memungkinkannya untuk mampu menerima wahyu dari Allah, tetapi juga mampu mengendalikan diri dan hawa nafsu apalagi dari kekafiran.

Mengenai kekafiran ini, Al-Quran tegas-tegas menolak keterangan tradisi yhdi itu. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 102.

Nabi Sulaiman a.s. Wafat


Firman Allah dalam Al-Quran surat Saba' ayat 14 menyebutkan:

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ

Artinya:

"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu, kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia tersungkur, tahulah Jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan."

Nabi Sulaiman ketika telah mendekati ajalnya beliau duduk diatas singgasananya dengan bertelekan diatas tongkatnya.

Ketika itulah Nabi Sulaiman a.s. meninggal dunia dan tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa ia sudah meninggal, baik pengawal-pengawalnya, penghuni istana, maupun jin-jin yang selalu bekerja keras melaksanakan perintahnya.

Setelah beliau jatuh tersungkur karena tongkatnya dimakan rayap sehingga tidak dapat menahan lagi berat badannya dan tongkat tersebut patah, mereka baru menyadari bahwa Nabi Sulaiman a.s. sudah meninggal.

Di waktu itulah mereka mengakui kelemahan mereka, karena tidak dapat mengetahui bahwa Sulaiman telah meninggal.

Kalau mereka tahu bahwa Sulaiman telah meninggal tentulah mereka tidak akan tetap kerja keras, karena mereka hanya diperintahkan Allah taat dan patuh kepada Nabi Sulaiman saja, tidak kepada pembesar-pembesar di istananya.

Wasiat Nabi Sulaiman a.s.


Tatkala sudah mendekati ajalnya, Nabi Sulaiman a.s. berwasiat kepada jin-jin yang tunduk di bawah kekuasaannya untuk menyelesaikan bangunan.

Tatkala Sulaiman merasa ajalnya sudah dekat pula, dia ingin menyembunyikan kematiannya kepada jin-jin yang bekerja keras menyelesaikan bangunan itu.

Sejumlah informasi yang terdapat dalam Al-Quran berkenaan dengan Sulaiman dipahami dengan dua pola pemahaman yang berbeda di kalangan para ulama.

Pertama, informasi itu dipahami sedemikian rupa, sehingga disimpulkan bahwa Sulaiman adalah seorang raja dan nabi, yang dianugerahi Allah dengan karunia-karunia luar biasa.

Seperti mempunyai pasukan-pasukan yang terdiri atas pasukan manusia, pasukan jin, dan pasukan burung, mampu memerintah angin menurut kehendaknya, mampu mendengarkan dan mengerti pembicaraan semut, maupun memerintah bawahannya, yakni ifrit, ttermasuk jin, yang menghadirkan kursi singgasana ratu Saba' dari Yaman ke istana Sulaiman di Yerussalem dalam tempo singkat.

Bahkan bawahannya yang lain mampu menghadirkan lebih cepat (hanya sekejap atau sebelum kelopak mata berkedip, kursi singgasana itu sudah bisa dihadirkan dari Yaman ke istana Sulaiman).

Pemahaman sebagian ulama ini cukup mashyur  beredar di  kalangan umat Islam, tetapi tidak demikian bagi sebagian ulama yang lain, yang mempunyai pemahaman yang lain pula.

Menurut pemahaman yang ini, adalah benar Sulaiman mempunyai tiga kelompok pasukan, tetapi semuanya manusia.

Sebutan tentara dari kelompok jin dan dari kelompok burung hanya dipahami sebagai sebutan atau hanya nama saja, sebagaimana sekarang ada sebutan pasukan elang, pasukan rajawali, dan sebagainya.

Hud-hud yang mengetahui keadaan rakyat dan kerajaan Saba' dipahami bukan burung, tetapi manusia yang menjadi komandan pasukan divisi burung.

Lembah semut yang pernah dilewati oleh Sulaiman dan pasukannya, dipahami sebagai lembah yang didiami manusia dari kabilah semut.

Adapu kursi singgasana yang akan dihadirkan di istana Sulaiman itu, dipahami sebagai kursi singgasana yang persis seperti kursi ratu Saba', dibuat dan dipersiapkan secepatnya (selesai ratu Saba' atau sebelum kehadiran perutusan Sulaiman yang kembali mendahului kedatangan ratu Saba').

Pelajaran dan Hikmah yang dapat Diambil dari kisah Nabi Sulaiman a.s.

  1. Nabi Sulaiman a.s. diberi oleh Allah SWT. karunia yang banyak, di antaranya mengerti macam-macam bahasa binatang seperti bahasa semut, burung, dan sebagainya.
  2. Nabi Sulaiman a.s. bertambah besar kerajaannya, hingga dapat memerintah jin, angin, burung, dan lain-lain, Nabi Sulaiman dapat mengislamkan ratu Balqis.
  3. Nabi Sulaiman a.s. diwaktu dia merasa ajalnya sudah dekat, ia berkata di atas tongkatnya sehingga kematiannya tidak diketahui orang lain, kecuali setelah ia tersungkur karena tongkatnya telah rapuh dimakan rayap.

Demikian itulah Kisah Nabi Sulaiman Lengkap, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan memberikan memberikan pelajaran bagi kita semua.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar